Laman

Jumat, 09 Maret 2012

PARTAI KOMUNIS INDONESIA ( PKI )


BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang masalah
Perang antara Rusia dan Jepang di tahun 1904-1905, terlihat sebagai kekalahan bangsa Eropa oleh suatu negara timur, dan akibatnya mempengaruhi suasana politik di seluruh kawasan timur jauh. Di Indonesia hal itu terutama mempengaruhi kalangan muda yang terpelajar. Kemudian terjadi Perang Dunia Pertama yang mengakibatkan kekurangan pangan, kekacauan, inflasi, dan meningkatnya penderitaan massa, yang pada giliran berikutnya menyebabkan beberapa gelombang kerusuhan dan militansi di kalangan kaum tani dan buruh. Sejarah gerakan nasionalisme modern,termasuk PKI di mulai pada periode itu.
PKI di dirikan dalam gelombang pertama anti Belanda pada awal tahun 20-an. Dengan adanya perpecahan dalam kepemimpinan kelas menengah pada waktu itu, PKI muncul sebagai organisasi terkemuka dalam perjuangan kebangsaan dan kelas. Namun demikian, kelemahan pimpinan PKI menggiring partai ini menemui kegagalan total pada tahun1923-1926.
Pada era awal, PKI sebenarnya terbuka kemungkinan istimewa untuk membangun kepemimpinan massa yang Marxis, yang memperjuangkan kebebasan nasional dan sosial menurut garis revolusi permanen. Perkembangan awal PKI sangat patut dicatat dan paling signifikan diantara negara jajahan termasuk Cina. PKI adalah partai komunis pertama yang didirikan di Asia di luar Uni Soviet dan merintis taktik teutama blok dalam perjuangan nasionalis yang mendahului strategi Partai Komunis Cina.

1.1.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana latar belakang lahirnya PKI?
2.      Bagaimana pengaruh PKI dalam pegerakan nasional Indonesia dan pengaruhnya di Aceh?
3.      Apa penyebab runtuhnya PKI?


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.      Latar Belakang Lahirnya PKI.
            Pada abad ke-20 datang beberapa pegawai bangsa Belanda yang berhaluan komunis ke Indonesia. Salah satu diantaranya adalah Sneevliet. Di samping sebagai pegawai ia juga aktif menyebarkan paham komunis. Ia menyadari bahwa usahanya untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia melalui organisasi yang akan didirikannya itu tidak mungkin berhasil. Oleh karena itulah ia menjalin hubungan dengan mendekati rakyat umum dengan jalan memakai organisasi yang lain sebagai perantaranya. Usaha Sneevliet dalam meletakkan pondasi bagi PKI dapat di lihat dari tiga segi, yaitu: membentuk nukleus kaum sosialis ( di mulai dari pekerja asing berkebangsaan Belanda), membangun gerakan serikat buruh dan melakukan intervensi ke dalam gerakan nasionalis. Sneevliet menjalin hubungan dengan Semaun yang pada saat itu menjabat sebagai ketua Sarekat Islam cabang Semarang. Ia juga berhubungan dengan Darsono, Tan Malaka, Alimin Prawirodirdjo. Yang juga merupakan bagian dari organisasi Serikat Islam.
            Pada tahun 1914, Sneevliet mendirikan sebuah organisasi yang bercorak Marxis dengan nama Indische Social Demokratische Vereeiging (ISDV) yang berpusat di Semarang. Bersama dengan Semaun, Sneevliet berhasil mengembangkan ISDV yang berpaham Marxis dan mempengaruhi anggota-anggota Serikat Islam lainnya. Cepatnya peningkatan pengaruh komunis mencerminkan buruknya keadaan ekonomi dan hubungan antara gerakan politik dengan pemerintah Belanda. Revolusi Rusia pada tahun 1917, mendorong pergerakan Indonesia semakin radikal sebagai bukti bahwa pemogokan yang terjadi setelah tahun 1922 dikendalikan oleh kaum Komunis.
            Radikalisme kaum komunis menyebabkan pemerintah mengusir orang Belanda pendiri ISDV dari Indonesia. Sehingga terjadilah pergantian pimpinan organisasi itu kepada orang Indonesia dan pada bulan mei 1920 organisasi itu diganti menjadi Perserikatan Komunis Hindia.dan pada tahun 1924 di ubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia. Komunisme mudah menarik bangsa-bangsa terjajah karena mereka merasa akan dibebaskan. Itulah sebabnya komunisme mendapat sambutan tidak sedikit di Indonesia. Pada tahun 1920 PKI begabung dengan Comiteren (Communist Internasional) yang merupakan forum dan pusat eksekutif bagi patai-partai komunis seluruh dunia.

2.2. Pengaruh PKI dalam Pergerakan Nasional Indonesia
            PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuh adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Serekat Islam. Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan karena ada beberapa faktor berikut:
a.       Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memberi pengakuan kepada cabang SI lokal.
b.      Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap sebagai anggota ISDV harus keluar dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
Setelah berhasil menyusup dalam tubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar. PKI berkembang pesat, beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang pesat yaitu:
a.       Propaganda yang sangat menarik.
b.      Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
c.       Pandai merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain
d.      Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis.
e.       Dikalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan ratu adil.
PKI mendapat kekuatan dari kalangan buruh, sebagai akibat dari depresi ekonomi, maka upah buruh diturunkan dan banyak buruh diberhentikan. Mulai tahun 1924, PKI menyebarkan pengaruhnya ke pedesaan Jawa dan keluar daerah Jawa, dan sejak itu partai menyiapkan untuk mengadakan revolusi.

Pengaruh PKI di Aceh
Ideology PKI merambah ke Aceh melalui sebuah cara yang tidak elegan dengan menggunakan organisasi SI yang sesungguhnya bertentangan secara ideologis. PKI hadir di Aceh dimulai dari perpecahan SI Putih dan SI Merah di Jawa. Maka perpecahan ini  kemudian diperpanjang oleh PKI sebagai alat untuk melakukan ekstensi politik ke seluruh Indonesia, khususnya Aceh. Masuknya PKI di Aceh sudah tercatat dalam Mail Rapporten Belanda semenjak lama. Catatan pertama tentang adanya gerakan komunis di Aceh dalam laporan Belanda tahun 1926 yang terdapat di Gayo Leus. Selain itu, pada tahun 1927 PKI sudah berkembang di Samalanga, oleh sebab itu banyak pemuda-pemuda di Samalanga masuk anggota PKI antara lain ternasuk seorang putra dari Tgk. Haji Malem seorang Ulama Besar di Tanjong Barat bernama Tgk. Abdoel Hamid. Namun, PKI yang berkembang di Aceh ketika itu bukanlah PKI beraliran atheis, melainkan PKI yang merupakan pecahan dari organisasi islam terbesar, yaitu SI. PKI ketika itu bahkan mampu mengadaptasi dirinya menjadi organisasi yang akrab dengan islam, selain dekat dengan kaum nasionalis. Kedekatannya dengan islam ini membuktikan bahwa PKI yang berkembang di Aceh adalah PKI yang sudah ter-islam-kan. 

3.1              Penyebab Runtuhnya PKI
Dorongan – dorongan anarkis lebih kuat mengarah pada penggulingan terhada pemerintah Belanda, yaitu dengan memberontak yang dianggap lebih baik dari pada menerima dominasi kekuasaan kolonial. Rupanya terdapat unsur Islam yang kuat dalam proses agitasi, sebab meskipun ada pertikaian antara SI dan PKI, pada waktu itu tidak begitu dirasakan ketidakserasian Islam dan Komunisme. H.Misbach di Jawa Tengah dan H. Datuk Batuah di Sumatera Barat mencoba menggabungkan dua ajaran dan mengakibatkan pemberontakan. Pemberontakan di Banten pada tahun 1926 dan di Minangkabau awal tahun 1927, dua daerah yang kuat Islamnya. Pemberontakan itu mudah ditumpas oleh pemerintah Belanda kaena tidak terorganisir dengan baik, dan lagi pemberontakan bersifat lokal.
Pada tanggal 13 november 1926 PKI melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Belanda Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera. PKI melakukan petualangan politik tanpa memperhitungkan kekuatan nyata, tindakan tersebut mengakibatkan hal-hal sbb:
1.      Pergerakan nasional mendapat tekanan berat dari belanda
2.      Pemberontakan PKI sangat merugikan pergerakan nasional
3.      Pemberontakan sangat mengganggupersatuan dan kesatuan bangsa
4.      Pemberontakan PKI menciptakan suasana tidak nyaman
PKI hancur dalam proses perebutan kekuasaan, dan pemerintah Belanda melakukan penindasan secara besar-besaran. Pemerintah mendirikan tempat pembuangan pemberontak dan kader-kadernya di Boven Digul. Selanjutnya agar tidak terjadi pemberontakan serupa, pemerintah menindak tegas pelaku politik dan kegiatannya sangat dibatasi hingga tidak mungkin ada pemimpin komunis yang dapat menyebarkan ideologinya secara sah.
Dapat disebutkan disini bahwa ada 13.000 yang ditangkap pemerintah, 4.500 dihukum, 1.300 dibuang ke Boven Digul. PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara illegal mereka melakukan kegiatan politiknya. Pemimpin PKI diluar Indonesia mendirikan Partai Republik Indonesia ( PARI ). Semaun, Darsono, dan Alimin memeruskan propaganda untuk mendukung aksi revolusioner di Indonesia.



BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
PKI didirikan pada tahun 1914 di Semarang organisai ini berpaham komunis. Awal mulanya bernama ISDV pendirinya adalah Sneevliet, Samaun, dan Darsono. Radikalisme kaum komunis menyebabkan pemerintah mengusir orang Belanda pendiri ISDV dari Indonesia. Sehingga terjadilah pergantian pimpinan organisasi itu kepada orang Indonesia dan pada bulan mei 1920 organisasi itu diganti menjadi Perserikatan Komunis Hindia.dan pada tahun 1924 di ubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia.
PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuh adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Serekat Islam. Setelah berhasil menyusup dalam tubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar. PKI berkembang pesat, beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang pesat yaitu:
a.       Propaganda yang sangat menarik.
b.      Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
c.       Pandai merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain
d.      Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis.
e.       Dikalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan ratu adil.
PKI mendapat kekuatan dari kalangan buruh, sebagai akibat dari depresi ekonomi, maka upah buruh diturunkan dan banyak buruh diberhentikan.
PKI hancur dalam proses perebutan kekuasaan, dan pemerintah Belanda melakukan penindasan secara besar-besaran. Pemerintah mendirikan tempat pembuangan pemberontak dan kader-kadernya di Boven Digul. Selanjutnya agar tidak terjadi pemberontakan serupa, pemerintah menindak tegas pelaku politik dan kegiatannya sangat dibatasi hingga tidak mungkin ada pemimpin komunis yang dapat menyebarkan ideologinya secara sah.


DAFTAR PUSTAKA

Rafiin. 2009. 0rganisasi pergerakan nasional. Rafiin.wordpress.com/2009/01/02/organisasi-pergerakan-nasional/, 2 januari 2009.
Pringgodigdo, A.K. 1986. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat.
Suhartono. 2001. Sejarah Pergerakan Nasional. Pustaka Pelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar