BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang masalah
Perang antara Rusia dan Jepang di tahun 1904-1905,
terlihat sebagai kekalahan bangsa Eropa oleh suatu negara timur, dan akibatnya
mempengaruhi suasana politik di seluruh kawasan timur jauh. Di Indonesia hal
itu terutama mempengaruhi kalangan muda yang terpelajar. Kemudian terjadi
Perang Dunia Pertama yang mengakibatkan kekurangan pangan, kekacauan, inflasi,
dan meningkatnya penderitaan massa, yang pada giliran berikutnya menyebabkan
beberapa gelombang kerusuhan dan militansi di kalangan kaum tani dan buruh.
Sejarah gerakan nasionalisme modern,termasuk PKI di mulai pada periode itu.
PKI di dirikan dalam gelombang pertama anti Belanda
pada awal tahun 20-an. Dengan adanya perpecahan dalam kepemimpinan kelas
menengah pada waktu itu, PKI muncul sebagai organisasi terkemuka dalam
perjuangan kebangsaan dan kelas. Namun demikian, kelemahan pimpinan PKI
menggiring partai ini menemui kegagalan total pada tahun1923-1926.
Pada era awal, PKI sebenarnya terbuka kemungkinan
istimewa untuk membangun kepemimpinan massa yang Marxis, yang memperjuangkan
kebebasan nasional dan sosial menurut garis revolusi permanen. Perkembangan
awal PKI sangat patut dicatat dan paling signifikan diantara negara jajahan
termasuk Cina. PKI adalah partai komunis pertama yang didirikan di Asia di luar
Uni Soviet dan merintis taktik teutama blok dalam perjuangan nasionalis yang
mendahului strategi Partai Komunis Cina.
1.1. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
latar belakang lahirnya PKI?
2. Bagaimana
pengaruh PKI dalam pegerakan nasional Indonesia dan pengaruhnya di Aceh?
3. Apa
penyebab runtuhnya PKI?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Latar Belakang Lahirnya PKI.
Pada abad ke-20 datang beberapa
pegawai bangsa Belanda yang berhaluan komunis ke Indonesia. Salah satu diantaranya
adalah Sneevliet. Di samping sebagai pegawai ia juga aktif menyebarkan paham
komunis. Ia menyadari bahwa usahanya untuk mendapatkan dukungan rakyat
Indonesia melalui organisasi yang akan didirikannya itu tidak mungkin berhasil.
Oleh karena itulah ia menjalin hubungan dengan mendekati rakyat umum dengan
jalan memakai organisasi yang lain sebagai perantaranya. Usaha Sneevliet dalam
meletakkan pondasi bagi PKI dapat di lihat dari tiga segi, yaitu: membentuk
nukleus kaum sosialis ( di mulai dari pekerja asing berkebangsaan Belanda),
membangun gerakan serikat buruh dan melakukan intervensi ke dalam gerakan
nasionalis. Sneevliet menjalin hubungan dengan Semaun yang pada saat itu
menjabat sebagai ketua Sarekat Islam cabang Semarang. Ia juga berhubungan dengan
Darsono, Tan Malaka, Alimin Prawirodirdjo. Yang juga merupakan bagian dari
organisasi Serikat Islam.
Pada tahun 1914, Sneevliet
mendirikan sebuah organisasi yang bercorak Marxis dengan nama Indische Social
Demokratische Vereeiging (ISDV) yang berpusat di Semarang. Bersama dengan
Semaun, Sneevliet berhasil mengembangkan ISDV yang berpaham Marxis dan
mempengaruhi anggota-anggota Serikat Islam lainnya. Cepatnya peningkatan
pengaruh komunis mencerminkan buruknya keadaan ekonomi dan hubungan antara gerakan
politik dengan pemerintah Belanda. Revolusi Rusia pada tahun 1917, mendorong
pergerakan Indonesia semakin radikal sebagai bukti bahwa pemogokan yang terjadi
setelah tahun 1922 dikendalikan oleh kaum Komunis.
Radikalisme kaum komunis menyebabkan
pemerintah mengusir orang Belanda pendiri ISDV dari Indonesia. Sehingga
terjadilah pergantian pimpinan organisasi itu kepada orang Indonesia dan pada
bulan mei 1920 organisasi itu diganti menjadi Perserikatan Komunis Hindia.dan
pada tahun 1924 di ubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia. Komunisme mudah
menarik bangsa-bangsa terjajah karena mereka merasa akan dibebaskan. Itulah
sebabnya komunisme mendapat sambutan tidak sedikit di Indonesia. Pada tahun
1920 PKI begabung dengan Comiteren (Communist
Internasional) yang merupakan forum dan pusat eksekutif bagi patai-partai
komunis seluruh dunia.
2.2. Pengaruh PKI dalam
Pergerakan Nasional Indonesia
PKI terus berupaya mendapatkan
pengaruh dalam masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuh adalah melakukan infiltrasi
dalam tubuh Serekat Islam. Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan karena ada
beberapa faktor berikut:
a. Adanya
kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memberi pengakuan
kepada cabang SI lokal.
b. Adanya
disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap sebagai anggota
ISDV harus keluar dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
Setelah berhasil menyusup dalam tubuh SI, jumlah
anggota PKI semakin besar. PKI berkembang pesat, beberapa faktor yang
menyebabkan PKI berkembang pesat yaitu:
a. Propaganda
yang sangat menarik.
b. Memiliki
pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
c. Pandai
merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain
d. Sikapnya
yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis.
e. Dikalangan
rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan ratu adil.
PKI mendapat kekuatan dari kalangan buruh, sebagai
akibat dari depresi ekonomi, maka upah buruh diturunkan dan banyak buruh
diberhentikan. Mulai tahun 1924, PKI menyebarkan pengaruhnya ke pedesaan Jawa
dan keluar daerah Jawa, dan sejak itu partai menyiapkan untuk mengadakan
revolusi.
Pengaruh PKI di Aceh
Ideology PKI merambah ke Aceh
melalui sebuah cara yang tidak elegan dengan menggunakan organisasi SI yang
sesungguhnya bertentangan secara ideologis. PKI hadir di Aceh dimulai dari
perpecahan SI Putih dan SI Merah di Jawa. Maka perpecahan ini kemudian diperpanjang oleh PKI sebagai alat
untuk melakukan ekstensi politik ke seluruh Indonesia, khususnya Aceh. Masuknya
PKI di Aceh sudah tercatat dalam Mail Rapporten Belanda semenjak lama. Catatan
pertama tentang adanya gerakan komunis di Aceh dalam laporan Belanda tahun 1926
yang terdapat di Gayo Leus. Selain itu, pada tahun 1927 PKI sudah berkembang di
Samalanga, oleh sebab itu banyak pemuda-pemuda di Samalanga masuk anggota PKI
antara lain ternasuk seorang putra dari Tgk. Haji Malem seorang Ulama Besar di
Tanjong Barat bernama Tgk. Abdoel Hamid. Namun, PKI yang berkembang di Aceh
ketika itu bukanlah PKI beraliran atheis, melainkan PKI yang merupakan pecahan
dari organisasi islam terbesar, yaitu SI. PKI ketika itu bahkan mampu
mengadaptasi dirinya menjadi organisasi yang akrab dengan islam, selain dekat
dengan kaum nasionalis. Kedekatannya dengan islam ini membuktikan bahwa PKI
yang berkembang di Aceh adalah PKI yang sudah ter-islam-kan.
3.1
Penyebab
Runtuhnya PKI
Dorongan – dorongan anarkis lebih kuat mengarah pada
penggulingan terhada pemerintah Belanda, yaitu dengan memberontak yang dianggap
lebih baik dari pada menerima dominasi kekuasaan kolonial. Rupanya terdapat
unsur Islam yang kuat dalam proses agitasi, sebab meskipun ada pertikaian
antara SI dan PKI, pada waktu itu tidak begitu dirasakan ketidakserasian Islam
dan Komunisme. H.Misbach di Jawa Tengah dan H. Datuk Batuah di Sumatera Barat
mencoba menggabungkan dua ajaran dan mengakibatkan pemberontakan. Pemberontakan
di Banten pada tahun 1926 dan di Minangkabau awal tahun 1927, dua daerah yang
kuat Islamnya. Pemberontakan itu mudah ditumpas oleh pemerintah Belanda kaena
tidak terorganisir dengan baik, dan lagi pemberontakan bersifat lokal.
Pada tanggal 13 november 1926 PKI melakukan
pemberontakan terhadap pemerintah Belanda Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Jawa Barat, dan Sumatera. PKI melakukan petualangan politik tanpa
memperhitungkan kekuatan nyata, tindakan tersebut mengakibatkan hal-hal sbb:
1. Pergerakan
nasional mendapat tekanan berat dari belanda
2. Pemberontakan
PKI sangat merugikan pergerakan nasional
3. Pemberontakan
sangat mengganggupersatuan dan kesatuan bangsa
4. Pemberontakan
PKI menciptakan suasana tidak nyaman
PKI hancur dalam proses perebutan kekuasaan, dan
pemerintah Belanda melakukan penindasan secara besar-besaran. Pemerintah
mendirikan tempat pembuangan pemberontak dan kader-kadernya di Boven Digul.
Selanjutnya agar tidak terjadi pemberontakan serupa, pemerintah menindak tegas
pelaku politik dan kegiatannya sangat dibatasi hingga tidak mungkin ada
pemimpin komunis yang dapat menyebarkan ideologinya secara sah.
Dapat disebutkan disini bahwa ada 13.000 yang
ditangkap pemerintah, 4.500 dihukum, 1.300 dibuang ke Boven Digul. PKI
dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara illegal mereka melakukan
kegiatan politiknya. Pemimpin PKI diluar Indonesia mendirikan Partai Republik
Indonesia ( PARI ). Semaun, Darsono, dan Alimin memeruskan propaganda untuk mendukung
aksi revolusioner di Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PKI didirikan pada tahun 1914 di Semarang organisai
ini berpaham komunis. Awal mulanya bernama ISDV pendirinya adalah Sneevliet, Samaun,
dan Darsono. Radikalisme kaum komunis menyebabkan pemerintah mengusir orang
Belanda pendiri ISDV dari Indonesia. Sehingga terjadilah pergantian pimpinan
organisasi itu kepada orang Indonesia dan pada bulan mei 1920 organisasi itu
diganti menjadi Perserikatan Komunis Hindia.dan pada tahun 1924 di ubah lagi
menjadi Partai Komunis Indonesia.
PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam
masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuh adalah melakukan infiltrasi dalam
tubuh Serekat Islam. Setelah
berhasil menyusup dalam tubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar. PKI
berkembang pesat, beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang pesat yaitu:
a. Propaganda
yang sangat menarik.
b. Memiliki
pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
c. Pandai
merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain
d. Sikapnya
yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis.
e. Dikalangan
rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan ratu adil.
PKI mendapat kekuatan dari kalangan buruh, sebagai
akibat dari depresi ekonomi, maka upah buruh diturunkan dan banyak buruh
diberhentikan.
PKI hancur dalam proses perebutan kekuasaan, dan
pemerintah Belanda melakukan penindasan secara besar-besaran. Pemerintah
mendirikan tempat pembuangan pemberontak dan kader-kadernya di Boven Digul.
Selanjutnya agar tidak terjadi pemberontakan serupa, pemerintah menindak tegas
pelaku politik dan kegiatannya sangat dibatasi hingga tidak mungkin ada
pemimpin komunis yang dapat menyebarkan ideologinya secara sah.
DAFTAR
PUSTAKA
Rafiin. 2009. 0rganisasi pergerakan nasional. Rafiin.wordpress.com/2009/01/02/organisasi-pergerakan-nasional/,
2 januari 2009.
Pringgodigdo, A.K. 1986. Sejarah
Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat.
Suhartono. 2001. Sejarah
Pergerakan Nasional. Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar