BooKs Report BuKu Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa Dan
Timbulnya Negara-negara Islam Di Nusantara
Buku yang dijadikan laporan:
Judul Buku : Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa
Dan Timbulnya Negara-negara Ialam Di Nusantara
Pengarang : Slamet Muljana
Tahun Terbit : 2005
Tempat Terbit : Yogyakarta
Penerbit : LKiS
MASA DATANGNYA ISLAM KE NUSANTARA
Kehancuran Majapahit masih menjadi misterius bagi
para sejarawan. Latar belakang dan motif di balik kehancuran Majapahit sebagai
sebuah peradaban Hindu-Jawa bukan saja sebagai ikon dari puncak kemajuan
peradaban Hindu-Jawa, namun sebagai proses pergulatan politik saat Islamisasi
awal masuk ke Indonesia. Pada masa itu sumber-sumber sejarah sangatlah sulit
didapatkan, sehingga ada yang menyebut masa itu sebagai “masa kegelapan”.
Walaupun masa itu sebagai masa ”gelap”, tetapi
sumber-sumber sejarah yang berupa karya sastra memuat peristiwa tersebut.
Karya-karya sastra ini sering disebut sebagai “dokumen sejarah tidak resmi”,
karena didalmanya banyak memuat mitos, peristiwa factual dan fiktif.
“Dokumen-dokumen sejarah tak resmi” dapat dilihat dalam sumber penulisan buku
ini, seperti Babad Tanah Jawi, Serat kanda, dan sejumlah arsip dari
Klenteng Sam Po Kong di Semarang dan Klenteng Talang. Dengan penggunaan sumber
ini tak pelak lagi menghasilkan pembacaan dari perspektif “lain”, yang berbeda
dengan mengandalkan literatur-literatur resmi. Keuntungan yang didapatkan
dengan pengunaan literatur ini ialah disuguhinya versi sejarah “tak resmi”,
tapi juga kisah, cerita, dongengan, dan fak Yang pertama harus dimengerti oleh
pembaca adalah penggunaan kata brawijaya. Kata Brawijaya itu merupakan
kepanjangan dari Wijaya. Sebutan bhra/bhre sama dengan sebutan sri , artinya
”sinar”. Nama Brawijaya sangatlah popular dikalangan masyarakat. Sehingga
terjadi kerancuan, dimana belum dapat mengindentifikasikan siapa saja raja
Majapahit yang menggunakan gelar brawijaya. Sehingga perlu adanya catatan
ringkas sejarah tentang raja Majapahit dari mulai berdirinya kerajaan ini
hingga menjelang runtuhnya kerajaan ini.
Dalam penulisan sebuah karya msejarah perlu adanya
sumber-sumber sejarah sebagai bahan acuan. Sumber sejarah itu bisa berupa
hardfact, maupun softfact. Tetapi sumber sejarah yang bagus adalah sumber yang
memiliki kekuatan atau hardfact. Disini sangatlah jarang sekali penulis sejarah
menggunakan sebuah babad. Babad yang digunakan berupa Babad Tanah Jawi, Serat
Kanda, berita dari klenteng Sam Po Kong di Semarang, ringkasan preambule
Prasaran, berita Tionghoa dari Klenteng Talang, dan sumber berita dari
Portugis.
Memang dari sumber-sumber itu banyak sekali
perbedaan antara nama tokoh, dan peristiwa. Tetapi di lain sisi adanya
kesinambungan antara sumber-sumber yang digunakan. Seperti contoh dalam Babad
tanah Jawi dan Serat kanda disebutkan bahwa raden patah bersala dari putri
Cina. Masuknya Islam menurut kedua sumber itu ialah Islam dating ketika
diberikan Brawijaya memberikan tanah kepada Sultan Ampel untuk mendirikn
apesantren, dan pemberian tanah kepada Raden Patah di Demak, yang kemudian Demak
inilah sebagai kerajaan Islam.
Anakronisme sejarah juga terlihat ketika
membandingkan antara Babad Tanah jawi dengan serat kanda. Babad Tanah Jawi
menyebutkan bahwa raja terakhir adalah Brawijaya, sedangkan Serat kanda
menyebutkan raja saat itu adalah Angakawijaya. Kemudian dalam serat kanda juga
disebut adanya nama Brawijaya. Nah, disinilah kebingungan terjadi, bagaiman
kedudukan brawijaya dalam pemerintahan Majaphit, apa hubungan antar brawijaya
dengan angakawijaya, Padahal terjadi peristiwa sama yang disebutkan oleh kedua
sumber itu, yaitu pemberian tanah Demak oleh Brawijaya ke Raden Patah.
Berbeda dengan Ringkasan Preambule Prasaran, yang
menyatakan Islam dating dari daratan Tiongkok. Armada Tiongkok dari dinasti
Ming di bawah laksamana Sam Po Bo menguasai perairan dan pantai Nan Yang (Asia
tenggara). Armada Tiongkok dari dinasti Ming merebut Kukang (Palembang), karena
di kawasan itu banyak sekali perampok, kemudian para perampok itu dihancurkan.
Lalu di Kukang didirikan sebuah komunitas masyarakat Tionghoa muslim beraliran
Hanafi yang pertama di kepulauan Indonesia pada 1407.
Sedangkan untuk berita Tionghoa dari Klenteng
Talang, menyebutkan Islam juga berasal dari Cina. Islam disebarkan oleh
Laksamana Haji Kung Wu Ping, keturunan dari Kung Hu Cu (=konfusius), yang
mendirikan menara mercusuar di gunung Jati. Di dekat situ didirikan masyarakat
Cina beraliran Hanafi di Sembung, Sarindil dan Talang. Peristiwa kedatangan
Laksamana Haji Kung Wu Ping terjadi pada1415.
Selain sumber sejarah datang dari cina dan sumber
sejarah yang ditulias oleh orang Indonesia sendiri, namun juga ada Sumber yang
dating dari bangsa barat, yaitu sumber berita dari Portogis. Saat Malaka jatuh
ke Portugis pada 1511. Pada saat itu runtuhnya kerajaan Majapahit masih segar
bugar, karena peristiwa itu belum lama terjadi. Pembentukan negar Islam Demak
sedang dalam pelaksanaannya. Catatan dari portogis ini ditulis oleh Tome Pires
seorang ahli obet-obatan dari kebangsaan portugis yang lahir pada tahun 1468.
pada tahun 1511, ia berlayar ke Jawa dan bertugas sebagai pengawas dan wakil
dagang Portugis di Jawa. Ia mengumpulkan segala pengetahuan yang terdapat
selama perjalanannnya, yang kemudian ia tulis di buku berjudul “Suma Oriental”.
Adanya berbagai macam sumber ini perlu diadakannya
identifikasi tokoh dan jalannya sejarah. Sumber sejarah yang digunakan dalam
buku ini lebih menekannkan pada sumber dari Cina atau sumber dari klenteng Sam
Po Kong dan Talang, maka perlu ditelusuri emigrasi orang-orang Tionghoa. Sumber
berita drai Cina menyatakan bahwa Fa-Hien adalah pendetaTionghoa yang pertama
kali mengunjungi pulau jawa dalam perjalannya menuju India. Perjalannan Fa-Hien
berlangsung sekitar 399 sampai 414. Kemudian ada lagi orang-orang tionghoa lagi
yanmg dating ke Indonesia, berurutan seperti Pendeta Hiuen-thsang, Pendeta
I-Tsing ketika Indonesia memasuki zaman Hindu-Budha.
Untuk masa masuknya Islam, pada abad ke-15 masa
pemerintahan kaisar Yung-lo dari dinasti Ming, memerintahkan laksamana Cheng Ho
dalam kunjungannya ke Negara-negara di Asia tenggara. Pada tahun 1407, setelah
kota Palembang dibebaskandari para perampok, Cheng Ho membentuk masyarakat
Islam pertama di Indonesia. Dalam tahun berikutnya, Cheng Ho membangun
komunitas lagi di Sambas. Cheng Ho mulai ekspedisiny apada 1405, ia singgah di
Bandar Samudra pasai. Cheng Ho datang disambut oleh sultan Zainal Abidin Bahian
Syah, untuk mengadakan hubungan dagang dan politik.
Dalam babad tanah jawi akan berbeda dalam
penjelasannya tentang masuknya Islam ke Indonesia. Dalam babad ini akan menemui
nama Ni gede Manila, istri Raden Rahmat atau sunan Ampel. Ni Gede Manila adalAh
anak dari putri kapten Cina Gan Eng Yu, yang berkedudukan di tuban. Sedangkan
Raden Rahmat alias Sunan Ampel adalh pendatang dari Yunan yang bernam asli Bong
Swi Hoo. Karena dalam sebelum abad-19 belum ada orang-orang Cina yang dating
langsung dari Cina ke jawa, tetapi yang datang adalah “putri Cina”, istilah itu
digunakan untuk menyebut “wanita Tionghoa peranakan” yang lahir dari laki-laki
Tionghoa dan wanita pribumi.
Dalam hal ini kedudukan Sunan Ampel sebagai orang
yang mendirikan pesantren pertama dan berpengaruh di jawa, pertama kali adalah
mendidik masyarakat tionghoa. Namun, semenjak masyarakat Tionghoa Islam rontok
dan Sunan Ampel muali membentuk masyarakat Islam Jawa. Dalam kasus ini dapat
dilihat pergeseran melalui nama Sunan Bonang sendiri yang merupakan putra dari
Sunan Ampel. Nama Bonang sendiri kiranya berasal dari Bong Ang, karena
keluarganya ialah Bong, Sunan ampel sendiri bernama Bong Swi Hoo.
Sealin membahs tentang identifikasi tokoh-tokoh
seperti Putri Campa, Sunan kalijaga, sunan Bonang, dan sunan Ampel, dan
sebagainya. Terdapat jug aperkembangn kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara dan
pola-pola perdagangn pada masa Islam awal. Kerajaan islam yang pertama kali
muncul di Sumatera. Kerajaan itu muncul di pnatai timur Sumatera yang disebut
Perlak yang muncul pada abad ke-12. sealain kesultana Perlak di bagian utara
pulau Sumatra terdapat kerajaan Pasai. Kesultanan Pasi merupakan kesultanan di
bawah Mesir yang didirikna oleh dinasti Fathimiah pad 1128.
Kesultanan yang berdiri disekitar selat Malak
menjadikan selat Malaka sebagai jalur perdagangn yang sangat ramai. Menurut
berita dari Tome Pires, Marcopolo. Malaka dibangun oleh Parameswara dari
Majapahit yang lari dari Tumasik (Singapura) akibat serangan dari kerajaan
Pahang. Kemudian ia sembunyi di Malaka dan mendirikan kota itu. Dengan masuknya
islam Parameswara juga memeluk Islam,sehingga menyebabkan Malaka menjadi
pelabuhan dagang yang ramai, dengan mengadakan kontak budaya dengan para
pedagang yang berasal dari Arab, India, dan Persia.
Dengan keanekaragaman Islam yang masuk ke
Indonesia, dibawa oleh para pedagang yang berlainan tempat, menyebabkan Islam
yang masuk ke Indonesia juga beragam. Keragaman inilah yang menjadikan banyakny
alairan yang muncul di Indonesia. Aliran atau yang sering disebut madzhab di
Indonesia dibatasi dalam pembahasannya hanylah tiga yaitu, aliran Syia’ah,
aliran Syafi;i, dan aliran Hanafi. Aliran Syi’ah tersebar didaerah Aceh sampai
ke Minangkabau, untuk aliran Syafi’I berkembang di pantai timur Sumatera,
Pantai barat semenanjung Malaka, dan aliran ini banyak dianut oleh orang-orang
Jawa. Aliran Hanafi ini dibawa oleh par pelaut yang datang dari Cina, aliran
ini tersebar di kota-kota yang terdapat etnis Tionghoa Islam yang kedatangannya
di dahulia oleh kedatangn Laksamana Cheng Ho.
Setelah masuknya Islam ke Indonesia, segeralah
para pemuka agama untuk memperkuat sisitem birokrasi. Perkuatan sisitem
birokrasi inilah yang memacu untuk timbulnya kerajaan di Jawa seperti Demak.
Demak didirikan oleh Raden patah atau Jin Bun. Kerajaan yang didirikan
merupakan hasil usaha dari meruntuhkan kerajaan Hindu-Jawa Majapahit. Teapi
Demak tidak berumur lama karena Raden Patah tidak memiliki kemampuan untuk
menarik simpati orang-orang yang berada di pedalaman. Demak berakhir setelah
dipimpin oleh Sultan Trenggana.
Kerajaan demak ini akan diteruskan oleh kerajaan
Pajang. Sama halnya kerajaan Demak kerajaan ini juga tidak berumur lama.
Kemudian muncullah kerajaan Islam yang kuat di Jwa yaitu kerajaan Mataram.
Kerajaan in kan menjadi kerajaan yang bercorak Islam sebelum masa kolonial.
Masa Islam berakhir ketika masuknya orang-orang
Eropa ke Indonesia. Orang-orang Eropa kan melakukan persaingan dagang dengan orang-orang
Islam tentunya. Orang-orang Eropa datang ke Indonesia untuk keperluan pencarian
sumber atau produsen rampah-rampah, karena harga rempah-rempah di Eropa
melonjak tinggi. Orang-orang Eropa yang pertama kali datang adalah bangsa
Portugis. Mereka mendarat di Malaka pada 1511.
Setelah masuknya portugis disusul oleh bangsa
Spanyol. Kedua bangsa ini akan bertemu di Maluku danmengadakan kontak senjata
dalam memperebutkan wilayah kekuasaan di Maluku. Pertempuran ini berakhir
ketika ditandatanganinya perjanjian Thordesillas. Dan yang terakhir bangsa Erop
ayang masuk ke Indonesia adalah bangsa belanda, dipimpin oleh Cournelis de
Houtman, armad ini mendarat di Banten, pada1596. Belanda disambut baik oleh
penguasa banten, mereka diberikan tanah di Jayakarta untuk membangun gudang
rempah-rempah. Tetapi belanda memint amonopoli sehinggatrejadilah perlawanan
dari banten, kemudian Belanda menyingkir ke maluku dari maluku belanda
membangun VOC. VOC sebagai kongsi dagang dan monopoli perdagang rempah-rempah
atas Indonesia.
Periodisasi yang sangat panjang pada buku ini,
tapi banyak hal-hal menarik yang dapat ditemukan. Dengan identifikasi peristiwa
itu banyaklah versi tentang masuknya Islam ke Indonesia dan pembawa islam ke
Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya pengertian “masuk”, antara lain: ada
hubungann dan ada pemukiman muslim, berkembangnya komunitas Islam, dan sudah
berdirinya kerajaan Islam. Selain itu juga versi membawa Islam di Indonesia
antara lain India (Gujarat), Persia, Arab, dan Cina. Buku ini memberikan warna
baru, pengetahuan baru Islam di bawa dari Cina. Tetapi hal itu tidak perlu
diperdebatakan tergantung cara melihat “masuknya Islam ke Indonesia”. Dan
perkembangan kerajaan Islam di Indonesia, walaupun tidak secara detail
dijelaskan karena keterbatasan tempat. Dan masa situ berakhir ketika
kolonialisme Belanda melalui VOC diperlakukan , masuklah Indonesia pada masa
kolonialisme atau penjajahan
Walaupun masa itu sebagai masa ”gelap”, tetapi
sumber-sumber sejarah yang berupa karya sastra memuat peristiwa tersebut.
Karya-karya sastra ini sering disebut sebagai “dokumen sejarah tidak resmi”,
karena didalmanya banyak memuat mitos, peristiwa factual dan fiktif.
“Dokumen-dokumen sejarah tak resmi” dapat dilihat dalam sumber penulisan buku
ini, seperti Babad Tanah Jawi, Serat kanda, dan sejumlah arsip dari
Klenteng Sam Po Kong di Semarang dan Klenteng Talang. Dengan penggunaan sumber
ini tak pelak lagi menghasilkan pembacaan dari perspektif “lain”, yang berbeda
dengan mengandalkan literatur-literatur resmi. Keuntungan yang didapatkan
dengan pengunaan literatur ini ialah disuguhinya versi sejarah “tak resmi”,
tapi juga kisah, cerita, dongengan, dan fak Yang pertama harus dimengerti oleh
pembaca adalah penggunaan kata brawijaya. Kata Brawijaya itu merupakan kepanjangan
dari Wijaya. Sebutan bhra/bhre sama dengan sebutan sri , artinya ”sinar”. Nama
Brawijaya sangatlah popular dikalangan masyarakat. Sehingga terjadi kerancuan,
dimana belum dapat mengindentifikasikan siapa saja raja Majapahit yang
menggunakan gelar brawijaya. Sehingga perlu adanya catatan ringkas sejarah
tentang raja Majapahit dari mulai berdirinya kerajaan ini hingga menjelang
runtuhnya kerajaan ini.
Dalam penulisan sebuah karya msejarah perlu adanya
sumber-sumber sejarah sebagai bahan acuan. Sumber sejarah itu bisa berupa
hardfact, maupun softfact. Tetapi sumber sejarah yang bagus adalah sumber yang
memiliki kekuatan atau hardfact. Disini sangatlah jarang sekali penulis sejarah
menggunakan sebuah babad. Babad yang digunakan berupa Babad Tanah Jawi, Serat
Kanda, berita dari klenteng Sam Po Kong di Semarang, ringkasan preambule
Prasaran, berita Tionghoa dari Klenteng Talang, dan sumber berita dari
Portugis.
Memang dari sumber-sumber itu banyak sekali
perbedaan antara nama tokoh, dan peristiwa. Tetapi di lain sisi adanya
kesinambungan antara sumber-sumber yang digunakan. Seperti contoh dalam Babad
tanah Jawi dan Serat kanda disebutkan bahwa raden patah bersala dari putri
Cina. Masuknya Islam menurut kedua sumber itu ialah Islam dating ketika
diberikan Brawijaya memberikan tanah kepada Sultan Ampel untuk mendirikn
apesantren, dan pemberian tanah kepada Raden Patah di Demak, yang kemudian
Demak inilah sebagai kerajaan Islam.
Anakronisme sejarah juga terlihat ketika
membandingkan antara Babad Tanah jawi dengan serat kanda. Babad Tanah Jawi
menyebutkan bahwa raja terakhir adalah Brawijaya, sedangkan Serat kanda
menyebutkan raja saat itu adalah Angakawijaya. Kemudian dalam serat kanda juga
disebut adanya nama Brawijaya. Nah, disinilah kebingungan terjadi, bagaiman
kedudukan brawijaya dalam pemerintahan Majaphit, apa hubungan antar brawijaya
dengan angakawijaya, Padahal terjadi peristiwa sama yang disebutkan oleh kedua
sumber itu, yaitu pemberian tanah Demak oleh Brawijaya ke Raden Patah.
Berbeda dengan Ringkasan Preambule Prasaran, yang
menyatakan Islam dating dari daratan Tiongkok. Armada Tiongkok dari dinasti
Ming di bawah laksamana Sam Po Bo menguasai perairan dan pantai Nan Yang (Asia
tenggara). Armada Tiongkok dari dinasti Ming merebut Kukang (Palembang), karena
di kawasan itu banyak sekali perampok, kemudian para perampok itu dihancurkan.
Lalu di Kukang didirikan sebuah komunitas masyarakat Tionghoa muslim beraliran
Hanafi yang pertama di kepulauan Indonesia pada 1407.
Sedangkan untuk berita Tionghoa dari Klenteng
Talang, menyebutkan Islam juga berasal dari Cina. Islam disebarkan oleh
Laksamana Haji Kung Wu Ping, keturunan dari Kung Hu Cu (=konfusius), yang
mendirikan menara mercusuar di gunung Jati. Di dekat situ didirikan masyarakat
Cina beraliran Hanafi di Sembung, Sarindil dan Talang. Peristiwa kedatangan
Laksamana Haji Kung Wu Ping terjadi pada1415.
Selain sumber sejarah datang dari cina dan sumber
sejarah yang ditulias oleh orang Indonesia sendiri, namun juga ada Sumber yang
dating dari bangsa barat, yaitu sumber berita dari Portogis. Saat Malaka jatuh
ke Portugis pada 1511. Pada saat itu runtuhnya kerajaan Majapahit masih segar
bugar, karena peristiwa itu belum lama terjadi. Pembentukan negar Islam Demak
sedang dalam pelaksanaannya. Catatan dari portogis ini ditulis oleh Tome Pires
seorang ahli obet-obatan dari kebangsaan portugis yang lahir pada tahun 1468.
pada tahun 1511, ia berlayar ke Jawa dan bertugas sebagai pengawas dan wakil
dagang Portugis di Jawa. Ia mengumpulkan segala pengetahuan yang terdapat
selama perjalanannnya, yang kemudian ia tulis di buku berjudul “Suma Oriental”.
Adanya berbagai macam sumber ini perlu diadakannya
identifikasi tokoh dan jalannya sejarah. Sumber sejarah yang digunakan dalam
buku ini lebih menekannkan pada sumber dari Cina atau sumber dari klenteng Sam
Po Kong dan Talang, maka perlu ditelusuri emigrasi orang-orang Tionghoa. Sumber
berita drai Cina menyatakan bahwa Fa-Hien adalah pendetaTionghoa yang pertama
kali mengunjungi pulau jawa dalam perjalannya menuju India. Perjalannan Fa-Hien
berlangsung sekitar 399 sampai 414. Kemudian ada lagi orang-orang tionghoa lagi
yanmg dating ke Indonesia, berurutan seperti Pendeta Hiuen-thsang, Pendeta
I-Tsing ketika Indonesia memasuki zaman Hindu-Budha.
Untuk masa masuknya Islam, pada abad ke-15 masa
pemerintahan kaisar Yung-lo dari dinasti Ming, memerintahkan laksamana Cheng Ho
dalam kunjungannya ke Negara-negara di Asia tenggara. Pada tahun 1407, setelah
kota Palembang dibebaskandari para perampok, Cheng Ho membentuk masyarakat
Islam pertama di Indonesia. Dalam tahun berikutnya, Cheng Ho membangun
komunitas lagi di Sambas. Cheng Ho mulai ekspedisiny apada 1405, ia singgah di
Bandar Samudra pasai. Cheng Ho datang disambut oleh sultan Zainal Abidin Bahian
Syah, untuk mengadakan hubungan dagang dan politik.
Dalam babad tanah jawi akan berbeda dalam
penjelasannya tentang masuknya Islam ke Indonesia. Dalam babad ini akan menemui
nama Ni gede Manila, istri Raden Rahmat atau sunan Ampel. Ni Gede Manila adalAh
anak dari putri kapten Cina Gan Eng Yu, yang berkedudukan di tuban. Sedangkan
Raden Rahmat alias Sunan Ampel adalh pendatang dari Yunan yang bernam asli Bong
Swi Hoo. Karena dalam sebelum abad-19 belum ada orang-orang Cina yang dating
langsung dari Cina ke jawa, tetapi yang datang adalah “putri Cina”, istilah itu
digunakan untuk menyebut “wanita Tionghoa peranakan” yang lahir dari laki-laki
Tionghoa dan wanita pribumi.
Dalam hal ini kedudukan Sunan Ampel sebagai orang
yang mendirikan pesantren pertama dan berpengaruh di jawa, pertama kali adalah
mendidik masyarakat tionghoa. Namun, semenjak masyarakat Tionghoa Islam rontok
dan Sunan Ampel muali membentuk masyarakat Islam Jawa. Dalam kasus ini dapat
dilihat pergeseran melalui nama Sunan Bonang sendiri yang merupakan putra dari
Sunan Ampel. Nama Bonang sendiri kiranya berasal dari Bong Ang, karena
keluarganya ialah Bong, Sunan ampel sendiri bernama Bong Swi Hoo.
Sealin membahs tentang identifikasi tokoh-tokoh
seperti Putri Campa, Sunan kalijaga, sunan Bonang, dan sunan Ampel, dan
sebagainya. Terdapat jug aperkembangn kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara dan
pola-pola perdagangn pada masa Islam awal. Kerajaan islam yang pertama kali
muncul di Sumatera. Kerajaan itu muncul di pnatai timur Sumatera yang disebut
Perlak yang muncul pada abad ke-12. sealain kesultana Perlak di bagian utara
pulau Sumatra terdapat kerajaan Pasai. Kesultanan Pasi merupakan kesultanan di
bawah Mesir yang didirikna oleh dinasti Fathimiah pad 1128.
Kesultanan yang berdiri disekitar selat Malak
menjadikan selat Malaka sebagai jalur perdagangn yang sangat ramai. Menurut
berita dari Tome Pires, Marcopolo. Malaka dibangun oleh Parameswara dari
Majapahit yang lari dari Tumasik (Singapura) akibat serangan dari kerajaan
Pahang. Kemudian ia sembunyi di Malaka dan mendirikan kota itu. Dengan masuknya
islam Parameswara juga memeluk Islam,sehingga menyebabkan Malaka menjadi
pelabuhan dagang yang ramai, dengan mengadakan kontak budaya dengan para
pedagang yang berasal dari Arab, India, dan Persia.
Dengan keanekaragaman Islam yang masuk ke Indonesia,
dibawa oleh para pedagang yang berlainan tempat, menyebabkan Islam yang masuk
ke Indonesia juga beragam. Keragaman inilah yang menjadikan banyakny alairan
yang muncul di Indonesia. Aliran atau yang sering disebut madzhab di Indonesia
dibatasi dalam pembahasannya hanylah tiga yaitu, aliran Syia’ah, aliran
Syafi;i, dan aliran Hanafi. Aliran Syi’ah tersebar didaerah Aceh sampai ke
Minangkabau, untuk aliran Syafi’I berkembang di pantai timur Sumatera, Pantai
barat semenanjung Malaka, dan aliran ini banyak dianut oleh orang-orang Jawa.
Aliran Hanafi ini dibawa oleh par pelaut yang datang dari Cina, aliran ini
tersebar di kota-kota yang terdapat etnis Tionghoa Islam yang kedatangannya di
dahulia oleh kedatangn Laksamana Cheng Ho.
Setelah masuknya Islam ke Indonesia, segeralah
para pemuka agama untuk memperkuat sisitem birokrasi. Perkuatan sisitem
birokrasi inilah yang memacu untuk timbulnya kerajaan di Jawa seperti Demak.
Demak didirikan oleh Raden patah atau Jin Bun. Kerajaan yang didirikan
merupakan hasil usaha dari meruntuhkan kerajaan Hindu-Jawa Majapahit. Teapi
Demak tidak berumur lama karena Raden Patah tidak memiliki kemampuan untuk
menarik simpati orang-orang yang berada di pedalaman. Demak berakhir setelah
dipimpin oleh Sultan Trenggana.
Kerajaan demak ini akan diteruskan oleh kerajaan
Pajang. Sama halnya kerajaan Demak kerajaan ini juga tidak berumur lama.
Kemudian muncullah kerajaan Islam yang kuat di Jwa yaitu kerajaan Mataram.
Kerajaan in kan menjadi kerajaan yang bercorak Islam sebelum masa kolonial.
Masa Islam berakhir ketika masuknya orang-orang
Eropa ke Indonesia. Orang-orang Eropa kan melakukan persaingan dagang dengan
orang-orang Islam tentunya. Orang-orang Eropa datang ke Indonesia untuk
keperluan pencarian sumber atau produsen rampah-rampah, karena harga
rempah-rempah di Eropa melonjak tinggi. Orang-orang Eropa yang pertama kali
datang adalah bangsa Portugis. Mereka mendarat di Malaka pada 1511.
Setelah masuknya portugis disusul oleh bangsa
Spanyol. Kedua bangsa ini akan bertemu di Maluku danmengadakan kontak senjata
dalam memperebutkan wilayah kekuasaan di Maluku. Pertempuran ini berakhir
ketika ditandatanganinya perjanjian Thordesillas. Dan yang terakhir bangsa Erop
ayang masuk ke Indonesia adalah bangsa belanda, dipimpin oleh Cournelis de
Houtman, armad ini mendarat di Banten, pada1596. Belanda disambut baik oleh
penguasa banten, mereka diberikan tanah di Jayakarta untuk membangun gudang
rempah-rempah. Tetapi belanda memint amonopoli sehinggatrejadilah perlawanan
dari banten, kemudian Belanda menyingkir ke maluku dari maluku belanda
membangun VOC. VOC sebagai kongsi dagang dan monopoli perdagang rempah-rempah
atas Indonesia.
Periodisasi yang sangat panjang pada buku ini,
tapi banyak hal-hal menarik yang dapat ditemukan. Dengan identifikasi peristiwa
itu banyaklah versi tentang masuknya Islam ke Indonesia dan pembawa islam ke
Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya pengertian “masuk”, antara lain: ada
hubungann dan ada pemukiman muslim, berkembangnya komunitas Islam, dan sudah
berdirinya kerajaan Islam. Selain itu juga versi membawa Islam di Indonesia
antara lain India (Gujarat), Persia, Arab, dan Cina. Buku ini memberikan warna
baru, pengetahuan baru Islam di bawa dari Cina. Tetapi hal itu tidak perlu
diperdebatakan tergantung cara melihat “masuknya Islam ke Indonesia”. Dan
perkembangan kerajaan Islam di Indonesia, walaupun tidak secara detail
dijelaskan karena keterbatasan tempat. Dan masa situ berakhir ketika
kolonialisme Belanda melalui VOC diperlakukan , masuklah Indonesia pada masa kolonialisme
atau penjajahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar