Sejarah secara sempit adalah sebuah
peristiwa manusia yang bersumber dari realisasi diri, kebebasan dan keputusan
daya rohani. Sedangkan secara luas, sejarah adalah setiap peristiwa (kejadian).
Sejarah adalah catatan peristiwa masa lampau, studi tentang sebab dan akibat.
Sejarah kita adalah cerita hidup kita.
Sejarah sangat penting dalam kehidupan
suatu bangsa karena:
• Sejarah merupakan gambaran kehidupan
masyarakat di masa lampau
• Dengan sejarah kita dapat lebih mengetahui
peristiwa/kejadian yang terjadi di masa lampau
• Peristiwa yang terjadi di masa lampau
tersebut dapat dijadikan pedoman dan acuan dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa di masa kini dan yang akan datang
• Dengan sejarah kita tidak sekedar mengingat
data-data dan fakta-fakta yang ada tetapi lebih memaknainya dengan mengetahui
mengapa peristiwa tersebut terjadi
A. Pengertian sejarah
Secara etimologi atau asal katanya
Sejarah diambil dari berbagai macam istilah. Diantaranya:
• Kata dalam bahasa Arab yaitu
syajaratun artinya pohon.
• Mereka mengenal juga kata syajarah
annasab, artinya pohon silsilah.
Pohon dalam hal ini dihubungkan dengan
keturunan atau asal usul keluarga raja/ dinasti tertentu. Hal ini dijadikan
elemen utama dalam kisah sejarah pada masa awal. Dikatakan sebagai pohon sebab
pohon akan terus tumbuh dan berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat
yang lebih komplek/ maju. Sejarah seperti pohon yang terus berkembang dari akar
sampai ke ranting yang terkecil.
• Dalam bahasa Jerman, yaitu Geschichte
berarti sesuatu yang telah terjadi.
• Dalam bahasa Belanda yaitu
Geschiedenis, yang berarti terjadi.
• Dalam bahasa Inggris yaitu History,
artinya masa lampau umat manusia.
• Kata History sebenarnya diturunkan
dari bahasa latin dan Yunani yaitu Historia artinya informasi/pencarian, dapat
pula diartikan Ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa pengkajian sejarah sepenuhnya
bergantung kepada penyelidikan terhadap perkara-perkara yang benar-benar pernah
terjadi. Istor dalam bahasa Yunani artinya orang pandai Istoria artinya ilmu
yang khusus untuk menelaah gejala-gejala dalam urutan kronologis.
Berdasarkan asal kata tersebut maka
sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau
dalam kehidupan umat manusia. Sejarah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
manusia dan bahkan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dari
tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju atau modern.
Berdasarkan bahasa Indonesia, sejarah
mengandung 3 pengertian:
1. Sejarah adalah silsilah atau
asal-usul.
2. Sejarah adalah kejadian atau
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
3. Sejarah adalah ilmu, pengetahuan, dan
cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di
masa lampau.
Jadi pengertian sejarah adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah
terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
B. KONSEP DASAR SEJARAH
Sejarah mempunyai sifat yang khas
dibanding ilmu yang lain,yaitu:
1) Adanya masa lalu yang berdasarkan
urutan waktu atau kronologis.
2) Peristiwa sejarah menyangkut tiga
dimensi waktu yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang
3) Ada hubungan sebab akibat atau
kausalitas dari peristiwa tersebut
4) Kebenaran dari peristiwa sejarah
bersifat sementara (merupakan hipotesis) yang akan gugur apabila ditemukan data
pembuktian yang baru.
Sejarah merupakan cabang ilmu
pengetahuan yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan proses
perubahan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya yang
terjadi di masa lampau.
Mengapa Sejarah selalu berhubungan
dengan masa lalu/lampau:
Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah
masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang
final, terhenti, dan tertutup. Masa lampau itu bersifat terbuka dan
berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa
lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja sebab sejarah itu berkesinambungan
apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk
bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa
mendatang. Sehingga, sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa
kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang.
Masa Lampau, merupakan masa yang telah
dilewati oleh masyarakat suatu bangsa dan masa lampau itu selalu terkait dengan
konsep-konsep dasar berupa waktu, ruang, manusia, perubahan, dan kesinambungan
atau when, where, who, what, why, dan How.
Kejadian yang menyangkut kehidupan
manusia merupakan unsur penting dalam sejarah yang menempati rentang waktu.
Waktu akan memberikan makna dalam kehidupan dunia yang sedang dijalani sehingga
selama hidup manusia tidak dapat lepas dari waktu karena perjalanan hidup manusia
sama dengan perjalanan waktu itu sendiri. Perkembangan sejarah manusia akan
mempengaruhi perkembangan masyarakat masa kini dan masa yang akan datang.
C. Sejarah dari berbagai sudut pandang
Sejarah dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang, yaitu :
1. Sejarah sebagai Peristiwa
Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi
pada masa lampau. Sehingga sejarah sebagai peristiwa yaitu peristiwa yang
sebenarnya telah terjadi/berlangsung pada waktu lampau. Sejarah melihat
sebagaimana/ seperti apa yang seharusnya terjadi (histoir realite). Sejarah
sebagai peristiwa merupakan suatu kejadian di masa lampau yang hanya sekali
terjadi serta tidak bisa diulang.
Ciri utama dari Sejarah sebagai
peristiwa adalah sebagai berikut.
• Abadi,
Karena peristiwa tersebut tidak berubah-ubah.
Sebuah peristiwa yang sudah terjadi dan tidak akan berubah ataupun diubah. Oleh
karena itulah maka peristiwa tersebut atas tetap dikenang sepanjang masa.
• Unik,
Karena peristiwa itu hanya terjadi satu
kali. Peristiwa tersebut tidak dapat diulang jika ingin diulang tidak akan sama
persis.
• Penting,
Karena peristiwa yang terjadi tersebut
mempunyai arti bagi seseorang bahkan dapat pula menentukan kehidupan orang
banyak.
Tidak semua peristiwa dapat dikatakan
sebagai sejarah. Sebuah kenyataan sejarah dapat diketahui melalui bukti-bukti
sejarah yang dapat menjadi saksi terhadap peristiwa yang telah terjadi. Agar
sebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah maka harus memenuhi ciri-ciri
berikut ini.
a. Peristiwa tersebut berhubungan dengan
kehidupan manusia baik sebagai individu maupun kelompok.
b. Memperhatikan dimensi ruang dan waktu
(kapan dan dimana)
c. Peristiwa tersebut dapat dikaitkan
dengan peristiwa yang lain. Contoh: peristiwa ekonomi yang terjadi bisa
disebabkan oleh aspek politik, sosial dan budaya.
d. Adanya hubungan sebab-akibat dari
peristiwa tersebut. Adanya hubungan sebab akibat baik karena faktor dari dalam
maupun dari luar peristiwa tersebut. Penyebab adalah hal yang menyebabkan
peristiwa tersebut terjadi.
e. Peristiwa sejarah yang terjadi
merupakan sebuah perubahan dalam kehidupan. Hal ini disebabkan karena sejarah
pada hakekatnya adalah sebuah perubahan dalam kehidupan manusia. Selain itu,
sejarah mempelajari aktivitas manusia dalam konteks waktu. Perubahan tersebut
dapat meliputi berbagai aspek kehidupan seperti politik, sosial, ekonomi, dan
budaya.
Peristiwa adalah kenyataan yang bersifat
absolut atau mutlak dan objektif. Sejarah sebagai peristiwa merupakan suatu
kenyataan yang objektif artinya kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi
dalam kehidupan masyarakat manusia. Kenyataan ini dapat dilihat dari
fakta-fakta sejarahnya. Peristiwa-peristiwa sejarah tersebut dapat dilihat dari
berbagai aspek kehidupan manusia seperti peristiwa politik, ekonomi, dan
sosial.
2. Sejarah sebagai Kisah
Sejarah sebagai kisah merupakan
rekonstruksi dari suatu peristiwa yang dituliskan maupun diceritakan oleh
seseorang. Sejarah sebagai sebuah kisah dapat berbentuk lisan dan tulisan.
Bentuk lisan,
Contoh penuturan secara lisan baik yang
dilakukan oleh seorang maupun kelompok tentang peristiwa yang telah terjadi.
Bentuk tulisan, dapat berupa kisah yang
ditulis dalam buku-buku sejarah.
Sejarah sebagai kisah sifatnya akan
subjektif karena tergantung pada interpretasi atau penafsiran yang dilakukan
oleh penulis sejarah. Subjektivitas terjadi lebih banyak diakibatkan oleh
faktor-faktor kepribadian si penulis atau penutur cerita.
Sejarah sebagai kisah dapat berupa
narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran manusia terhadap
kejadian atau peristiwa yang terjadi pada waktu lampau. Sejarah sebagai kisah
dapat diulang, ditulis oleh siapapun dan kapan saja. Untuk mewujudkan sejarah
sebagai kisah diperlukan fakta-fakta yang diperoleh atau dirumuskan dari sumber
sejarah. Tetapi tidak semua fakta sejarah dapat diangkat dan dikisahkan hanya
peristiwa penting yang dapat dikisahkan.
Faktor yang harus diperhatikan dan
mempengaruhi dalam melihat sejarah sebagai kisah, adalah sebagai berikut.
• Kepentingan yang diperjuangkannya
Faktor kepentingan dapat terlihat dalam
cara seseorang menuliskan dan menceritakan kisah/peristiwa sejarah. Kepentingan
tersebut dapat berupa kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompok.
Contoh:
Seorang pencerita biasanya akan lebih
menonjolkan perannya sendiri dalam suatu peristiwa. Misalnya, seorang pejuang
akan menceritakan kehebatanya dalam menghadapai penjajah.
• Kelompok sosial dimana dia berada
Dalam hal ini adalah lingkungan tempat
ia bergaul, berhubungan dengan sesama pekerjaannya atau statusnya. Darimana
asal pencerita sejarah tersebut juga mempengaruhi cara penulisan sejarah.
Contoh:
Seorang sejarawan akan menulis sejarah
dengan menggunakan kaidah akademik ilmu sejarah sedang seorang wartawan akan
menulis sejarah dengan bahasa wartawan.
• Perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya
Pengetahuan dan latar belakang kemampuan
ilmu yang dimiliki pencerita sejarah juga mempengaruhi kisah sejarah yang
disampaikan.
Hal tersebut dapat terlihat dari
kelengkapan kisah yang akan disampaikan, gaya penyampaian, dan interpretasinya
atas peristiwa sejarah yang akan dikisahkannya.
• Kemampuan bahasa yang dimilikinya
Pengaruh kemampuan bahasa seorang
penutur/pencerita sejarah sebagai kisah terlihat dari hasil rekonstruksi
penuturan kisah sejarah. Hal ini akan sangat bergantung pada kemampuan bahasa
si penutur kisah sejarah.
3. Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari
masa lampau manusia. Sebagai ilmu, sejarah merupakan ilmu pengetahuan ilmiah
yang memiliki seperangkat metode dan teori yang dipergunakan untuk meneliti dan
menganalisa serta menjelaskan kerangka masa lampau yang dipermasalahkan.
Sejarawan harus menulis apa yang
sesungguhnya terjadi sehingga sejarah akan menjadi objektif. Sejarah melihat
manusia tertentu yang mempunyai tempat dan waktu tertentu serta terlibat dalam
kejadian tertentu sejarah tidak hanya melihat manusia dalam gambaran dan
angan-angan saja. Sejarah sebagai ilmu memiliki objek, tujuan dan metode.
Sebagai ilmu sejarah bersifat empiris dan tetap berupaya menjaga
objektiviatsnya sekalipun tidak dapat sepenuhnya menghilangkan subjektifitas.
Menurut Kuntowijoyo, ciri-ciri atau
karakteristik sejarah sebagai ilmu adalah sebagai berikut.
a. Bersifat Empiris
Empiris berasal dari kata Yunani emperia
artinya pengalaman, percobaan, penemuan, pengamatan yang dilakukan.
Bersifat empiris sebab sejarah melakukan
kajian pada peristiwa yang sungguh terjadi di masa lampau. Sejarah akan sangat
tergantung pada pengalaman dan aktivitas nyata manusia yang direkam dalam
dokumen. Untuk selanjutnya dokumen tersebut diteliti oleh para sejarawan untuk
menemukan fakta yang akan diinterpretasi/ditafsirkan menjadi tulisan sejarah.
Sejarah hanya meninggalkan jejak berupa dokumen.
b. Memiliki Objek
Objek sejarah yaitu perubahan atau
perkembangan aktivitas manusia dalam dimensi waktu (masa lampau).
Waktu merupakan unsur penting dalam
sejarah. Waktu dalam hal ini adalah waktu lampau sehingga asal mula maupun
latar belakang menjadi pembahasan utama dalam kajian sejarah.
c. Memiliki Teori
Teori merupakan pendapat yang
dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa. Teori dalam sejarah
berisi satu kumpulan tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu. Teori tersebut
diajarkan berdasarkan keperluan peradaban. Rekonstruksi sejarah yang dilakukan
mengenal adanya teori yang berkaitan dengan sebab akibat, eksplanasi,
objektivitas, dan subjektivitas.
d. Memiliki Metode
Metode merupakan cara yang teratur dan
terpikir baik untuk mencapai suatu maksud. Setiap ilmu tentu memiliki tujuan.
Tujuan dalam ilmu sejarah adalah menjelaskan perkembangan atau perubahan
kehidupan masyarakat. Metode dalam ilmu sejarah diperlukan untuk menjelaskan
perkembangan atau perubahan secara benar. Dalam sejarah dikenal metode sejarah
guna mencari kebenaran sejarah. Sehingga seorang sejarawan harus lebih
berhati-hati dalam menarik kesimpulan jangan terlalu berani tetapi sewajarnya
saja.
e. Mempunyai Generalisasi
Studi dari suatu ilmu selalu ditarik
suatu kesimpulan. Kesimpulan tersebut menjadi kesimpulan umum atau
generalisasi. Jadi generalisasi merupakan sebuah kesimpulan umum dari
pengamatan dan pemahaman penulis.
Ilmu pengetahuan sosial sifatnya selalu
berubah dan mudah terjadi sebab kondisi setempat berubah, waktunya berubah, dan
adanya pengaruh dari luar. Manusia tetap ingin tahu yang terjadi di masa
lampau. Sejarah berbeda dengan ilmu sosial/ kemanusiaan yang lain seperti
antropologi dan sosiologi sebab :
• Sejarah membicarakan manusia dari segi
waktu yang artinya sejarah memperhatikan perkembangan, kesinambungan,
pengulangan, dan perubahan.
• Dalam meneliti objeknya, sejarah
berpegangan pada teorinya sendiri. Teori tersebut ditemukan dalam setiap
tradisi sejarah. Teori sejarah diajarkan sesuai dengan keperluan peradaban
masing-masing tradisi.
• Sejarah juga mempunyai generalisasi,
dalam menarik kesimpulan umumnya dapat juga sebagai koreksi terhadap ilmu-ilmu
lain.
• Sejarah juga mempunyai metode sendiri
yang sifatnya terbuka dan hanya tunduk pada fakta.
• Sejarah membutuhkan riset, penulisan
yang baik, penalaran yang teratur dan sistematika yang runtut, serta konsep yang
jelas.
4. Sejarah sebagai Seni
Sejarah sebagai seni merupakan suatu
kemampuan menulis yang baik dan menarik mengenai suatu kisah/ peristiwa di masa
lalu.
Seni dibutuhkan dalam penulisan karya
sejarah karena:
• Jika hanya mementingkan data-data maka
akan sangat kaku dalam berkisah.
• Tetapi jika terlalu mementingkan aspek
seni maka akan menjadi kehilangan fakta yang harus diungkap.
• Sehingga seni dibutuhkan untuk
memperindah penuturan/ pengisahan suatu cerita.
• Seperti seni, sejarah juga membutuhkan
intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa.
• Seorang sejarawan sebaiknya mampu
mengkombinasikan antara pengisahan (yang mementingkan detail dan fakta-fakta)
dengan kemampuannya memanfaatkan intuisi dan imajinasinya sehingga dapat
menyajikan peristiwa yang objektif, lancar, dan mengalir.
Ciri sejarah sebagai seni, terdapat :
Intuisi :
Intuisi merupakan kemampuan mengetahui
dan memahami sesuatu secara langsung mengenai suatu topik yang sedang diteliti.
Dalam penelitian untuk menentukan
sesuatu sejarawan membutuhkan intuisi dan untuk mendapatkannya ia harus bekerja
keras dengan data yang ada. Seorang sejarawan harus tetap ingat akan
data-datanya, harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang
terjadi sesudahnya. Berbeda dengan seorang seniman jika ingin menulis mungkin
ia akan berjalan-jalan sambil menunggu ilham sebelum melanjutkan proses
kreatifnya.
Emosi :
Emosi merupakan luapan perasaan yang
berkembang.
Emosi diperlukan guna mewariskan
nilai-nilai tertentu asalkan penulisan itu tetap setia pada fakta. Dengan
melibatkan emosi, mengajak pembaca seakan-akan hadir dan menyaksikan sendiri
peristiwa itu.
Gaya Bahasa :
Gaya bahasa merupakan cara khas dalam
menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Gaya bahasa
diperlukan sejarawan guna menuliskan sebuah peristiwa. Gaya bahasa yang baik
yaitu yang dapat menggambarkan detail-detail sejarah secara lugas dan tidak
berbelit-belit.
Imajinasi :
Imajinasi merupakan daya pikiran untuk
membayangkan kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang
(khayalan).
Imajinasi diperlukan sejarawan untuk
membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sedang terjadi, serta apa
yang akan terjadi.
D. PERSAMAAN dan PERBEDAAN SEJARAH dan
ILMU ALAM
Persamaan sejarah dengan ilmu alam, Sama-sama
berdasarkan pengalaman, pengamatan dan penyerapan. Sama-sama memiliki dasar
teori dan metode.
Perbedaan sejarah dengan ilmu-ilmu alam.
a. Ilmu Alam : Percobaan dalam ilmu alam
dapat diulang-ulang; Ilmu Sejarah : Percobaannya tidak dapat diulang sebab
hanya sekali terjadi. Contoh: Peristiwa G30SPKI hanya terjadi sekali dan tidak
dapat diulang kembali untuk diperbaiki.
b. Ilmu Alam : Objek dalam ilmu alam
adalah semua makhluk hidup; Ilmu Sejarah : Objek dalam sejarah adalah segala
peristiwa dalam aktivitas manusia
c. Ilmu Alam : Hukum-hukum berlaku
secara tetap tanpa memandang orang, tempat, waktu, dan suasana; Sejarah :
Hukumnya sangat bergantung pada pengalaman manusia yang telah direkam sebagai
dokumen untuk diteliti sejarawan guna menemukan fakta sejarah.
d. Ilmu Alam : Tujuan untuk menemukan
hukum-hukum yang bersifat umum dan Nomotheis (berupa pendapat tunggal); Sejarah
: Tujuannya untuk menuliskan hal-hal yang bersifat khas dan bersifat ideografis
(berupa banyak pendapat yang saling berkaitan)
e. Ilmu Alam : Kesimpulan umum
(Generalisasi) untuk ilmu alam biasanya diakui kebenarannya dimana-mana (semua
orang); Sejarah : Kesimpulan terlihat dari kebenaran suatu pola/kecenderungan
dari suatu peristiwa sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan melihat masa
yang akan datang. Sehingga kesimpulan dari sejarah tidak bisa langsung diakui
oleh banyak orang, karena akan terus diperbaharui sejauh orang mampu menemukan
bukti-bukti yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar