Laman

Jumat, 09 Maret 2012

Perlawanan Rakyat Meulaboh Melawan Belanda


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Masalah
Sepanjang tahun 1875 dan 1876 Belanda tak kunjung dapat menjalankan rencananya. Baru awal Januari  1877 di lakukan percobaan pertama. Ini berarti sejak Banda Aceh jatuh pada 1877, seluruh Aceh Barat masih bebas murni dari jajahan Belanda.
Residen Belanda bernama R.C Kroesen mendarat di meulaboh di bawah perlindungan militer yang kuat. Meulaboh waktu itu sudah dalam kepungan angkatan laut belanda saat mereka memblokade pantai-pantai barat, utara dan timur aceh guna menekan raja-raja aceh agar tunduk padanya. Kroesen menerangkan maksud kedatangannya kepada Teuku Ci’ Raja Meulaboh yang sedang menghadapi keadaan yang umit karena putera tertuanya, Teuku Kejuruan Muda yang sudah ditetapkan sebagai penggantinya secara mutlak menentang masuknya belanda ke bumi meulaboh. Misi Kroesen pulang ke Belanda dengan tangan kosong.
Hingga akhir bulan maret rencana Belanda untuk membangun benteng Meulaboh masih belum terlaksana. Dan Belanda pun melaksanakan rencananya secara paksa. Pasukan Belanda mendarat di Meulaboh pada 10 april 1877. Pasukan yang dipimpin Kapten Sieberg terdiri dari kompi serdadu dari batalion XII terdiri dari empat perwira, 40 serdadu dan 80 pribumi dengan segala peralatan perang. Pendaratan pasukan Belanda tersebut menimbulkan kemarahan penduduk. Selang dua minggu kemudian pejuang Meulaboh siap tempur. Perlawanan rakyat Meulaboh dipimpin oleh Teuku Umar dan kemudian dilanjutkan oleh istrinya Cut Nyak Dien.

1.2              Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Latar belakang timbulnya perang di Meulaboh?
2.      Perlawanan Teuku Umar.
3.      Perlawanan Cut Nyak Dien.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Perlawanan Rakyat Meulaboh
            Sejak Teuku Ci’ Meulaboh menandatangani pengakuannya kepada Belanda, anaknya Teuku Kejuruan Muda menentang dan menganggap pengakuan itu tidak sah. Tahun 1877, Belanda kesulitan dengan Meulaboh, selain perdagangan tidak bisa ditutup, bantuan dan tenaga masih banyak di alirkan untuk pejuang di Aceh Besar. Awal tahun 1877, Belanda mendatangkan tentaranya ke Meulaboh untuk menundukkan T.Kejuruan Muda. Belanda berhasil memaksa T. Kejuruan Muda tersebut dan membantu Belanda mendirikan benteng Meulaboh dan sekitarnya. Tapi, pengakuan itu pengakuan itu tidak bisa direalisasikan oleh Belanda, Teuku Kejuruan Muda dan laskarnya sudah Bersiaga di tempat-tempat strategis. Akhir Maret 1877, Belanda menurunkan pasukannya dibawah pimpinan Kapten Siberg dengan Mayor Palmer. Tanggal 10 April, Belanda mulai membuat kubu dipantai dekat sungai Meureubo. 1 Mai 1877, Aceh menyerang Langsung ke bivak Belanda, menewaskan seorang perwira Belanda dan melukai puluhan serdadunya. Karena kehilangan akal, Belanda mengadakan teror membakar rata rumah-rumah rakyat. Kemudian rakyat pun menyerang mereka ketika membakar kampung itu. Komamdan laut Belanda, Letnan Vreede luka berat dan banyak serdadu tewas. Hasil keganasan Belanda, kampung Meureubo, Peunaga dan Ujung Tanjung rata dibakar.

2.2       Perlawanan Teuku Umar.
            Belanda mendapat informasi bahwa yang memimpin perlawanan Aceh yang menonjol sejak itu adalah Teuku Umar. Selama tiga hari berturut-turut sejak 16 agustus 1878, Teuku Umar memimpin penyerangan. Dihubungkan dengan penyerangan Belanda terhadap kampung darat pada tahun 1877, Umar sudah memimpin perjuangan dan menjadi panglima pertahanan rakyat setempat sejak tahun itu pada usia 18 tahun.
Dalam bulan maret 1879, raja Meulaboh, Teuku Ci’, meninggal dunia. Karena anaknya menjadi pejuang, Belanda mengakali seorang yang bernama Teuku Itam Abaih dapat menggantikan Teuku Ci’. Karena itu keadaan menjadi panas. Dalam usaha merintangi perembesan  Belanda ke Patih ( Pate ), sebuah pelabuhan di utara Meulaboh. Teuku Umar pergi kesana untuk memimpin perlawanan rakyat. Tahun 1881, Belanda mendaratkan tentaranya ke Patih sesudah menembaki pelabuhan ini dengan meriam kapal. Berkat keutuhan perlawanan Teuku Umar, pendaratan Belana dapat di gagalkan. Sesudah itu, Teuku Umar pergi ke Rujaih, pelabuhan lain di Aceh Barat. Disini Teuku Umar pun menggalang kekuatan rakyat, sehingga pengaruh Belanda terhadap raja Rigas yang sebelumnya terlanjur mengakui kedaulatan Belanda dapat di lumpuhkan.
Pada 14 Juni 1886, Teuku Umar dan para panglimanya menaiki kapal Hok Canton yang sedang belabuh di Ruegaih untuk menangkap kapten yang bertanggungjawab dan menyita kapal itu. Kasus tersebut menyangkut dua hal : 1). Kapten kapal yg berasal dari Denmark yang bernama Hansen ingkar membayar pasok lada yang dimuat ke kapal. 2). Kapten bersama anak buahnya bermaksud untuk menculik Teuku Umar untuk dibawa ke Uleulhe dan diserahkan kepada Belanda. Setiba dikapal, terjadi pertempuran dan kapten Hansen tewas.
Sejak peristiwa Hok Canton, Teuku Umar semakin naik dan ditakuti oleh Belanda dan pihak Belanda sendiri mengakui kesatriaannya.seorang mayor Belanda, L.W.A. Kessier menilai Teuku Umar bahwa, “ orang Aceh yang ceras dan paling sopan”.
Belanda mulai mencari kelemahan rakyat Aceh, mereka mulai mengadakan aturan pembatasan pelayaran yang dikenal dengan ‘ Scheepvaartregeling’ ( peraturan pelayaran kapal ). Peraturan itu benar-benar memukul pedagan ekspor Aceh ke Penang, sebab kapal perang Belanda cukup aktif mengepung semua kapal yang berlayar di perairan tersebut. Teuku Umar merasakan pukulan sejak ‘Scheepvaartregeling’ dilancarkan awal tahun 1893. Biaya perang Umar yang sumber utamanya dari perdagangan ekspor ke penang semakin sulit dan kemampuan berjuang akan lumpuh kalau tidak dicarikan jalan keluar.
Teuku Umar mulai mendekati Belanda dan menjelang Agustus 1893, Teuku Umar menghubungi belanda dan menyatakan hendak bekerja sama. Dia mengatakan ingin membantu Belanda mengamankan Aceh Besar. Selama beberapa waktu, Deikrhoff meneliti kesungguhan Teuku Umar. Agustus 1893, Teuku Umar dapat mengamankan makim XXV dan menyerahkanya kepada Belanda. Deikerhoff merasa puas dengn butki yang diberikan oleh Teuku Umar itu, dan ia bersedia menerima penyerahan diri Teuku Umar. Oleh Belanda Teuku Umar diberi gelar Teuku Umar ‘Jahon Pahlawan’.
Tindakan Teuku Umar ini memberikan kegemparan dikalangan pejuang Aceh. Teuku Umar yang dikenal sebagai pejuang Aceh ternyata menyerah kepada Belanda. Yang paling menderita akibat perbuatan Teuku Umar itu ialah Cut Nyak Dien, karena seorang pejuang wanita Aceh yang bernama Teungku Fakinah, menghina Teuku Umar. Teungku Fakinah mengirim utusan kepada Cut Nyak Dien untuk mendesak Teuku Umar agar memutuskan hubungannya dengan Belanda dan kembali memimpin rakyat Aceh. Cut Nyak Dien juga sangat cemas terhadap suaminya atas kemungkinan dihukum mati oleh teman-teman seperjuangannya sehubung dengan pengkhianatannya.
Terdorong oleh hal tesebut, Cut Nyak Dien terus mendesak suaminya untuk kembali membela rakyat. Alhasil, 30 Maret 1896 Teuku Umar keluar dai militer Belanda. Ia dan pasukannya mengambil 880 senjata api, peluru dan amunisi serta uang. Dan ia pun kembali membela rakyat.
Sedabgkan versi lain mengaitkan dengan tenggelamnya kapal dagang Inggris di Nis Ero di dekat Teunom, Aceh Barat. Dikatakan bahwa, setelah Teuku Umar mengetahui bahwa pihak Belanda tidak mampu mnyelesaikan masalahnya, T.Umar mencoba mendekati Diejkerhoff. Ia berpura-pura tunduk kepada Belanda dengan janji sanggup menyelesaikan masalah tersebut dengan Inggris. Belanda terjebak dan kesempatan itu digunakan T.Umar untuk memperoleh alat-alat militer.
Sebagai akibat dari siasat T.Umar itu, Belanda pun mengubah taktiknya dalam upaya menghancurkan rakyat Aceh. Mai 1898, jenderal J.M Van Heutz bertugas menaklukkan rakyat Meulaboh. Ia dibantu oleh seorang penasehat, Prof. Snouck Hurgronje. Dengan  untuk memancing terjadinya pertentangan antar kelompok masyarakat dengan para ulama. Saran lain yaitu, agar semua kekuatan rakyat Aceh yang melawan KNIL, dihancurkan.
Dalam upaya itu Van Heutsz memberikan nama pasukannya dengan ‘Morsose’. Dengan menggunakan pasukan ini, ia berhasl mengalahkan pusat perlawanan rakyat Aceh. Karena serangan Belanda ini, banyak ulebalang menyerah. Namun sebaliknya, T.Umar dan Panglima Polem melanjutkan perang gerilya dengan menyeang pos-pos KNIL.
Setelah tiba di Aceh Barat, ia melakukan penyerangan ke kota Meulaboh yang diduduki oleh Van Heutsz, ternyata rencana T.Umar yang bersifat rahasia itu bocor ke pihak musuh. KNIL menempatkan pasukannya di Ujung Kala, terjadilah pertempuran yang sengit dan pada saat itu T.Umar gugur di medan perang dan kemudian perlawanan rakyat Meulaboh dilanjutkan oleh Cut Nyak dien.

2.3       Perlawanan Cut Nyak Dien
            Setelah gugurnya T.Umar, perlawanan rakyat Meulaboh dilanjutkan oleh Cut Nyak Din. Ia bergerlya di hutan-hutan selama bertahun-tahun. Ia juga terus-menerus dikejar oleh serdadu KNIL. Ia menghadapi tantangan hidup yang sangat berat. Makanan dan obat-obatan sangat kurang, tubuhnya pun semakin menua. Untuk menghindari serangan musuh yang ganas, ia diusung oleh pengikutnya dari satu tempat ketempat yang lain. Namun, pada 1908, salah seorang anak buahnya menghianatinya sehngga tempat persembunyiannya diketahui tentara KNIL dan ia pun di tangkap. Cut Nyak Din dibawa ke Banda Aceh dan kemudian di asingkan ke Sumedang, jawa barat. 6 November 1908, ia wafat dan dimakamkan di Sumedang.








BAB III
PENUTUP
3.1           Kesimpulan
Sejak Teuku Ci’ Meulaboh menandatangani pengakuannya kepada Belanda, anaknya Teuku Kejuruan Muda menentang dan menganggap pengakuan itu tidak sah. Tahun 1877, Belanda kesulitan dengan Meulaboh, selain perdagangan tidak bisa ditutup, bantuan dan tenaga masih banyak di alirkan untuk pejuang di Aceh Besar. Awal tahun 1877, Belanda mendatangkan tentaranya ke Meulaboh untuk menundukkan T.Kejuruan Muda. Belanda mengadakan teror membakar rata rumah-rumah rakyat. Kemudian rakyat pun menyerang mereka ketika membakar kampung itu. Komamdan laut Belanda, Letnan Vreede luka berat dan banyak serdadu tewas. Hasil keganasan Belanda, kampung Meureubo, Peunaga dan Ujung Tanjung rata dibakar.
Dalam usaha merintangi perembesan  Belanda ke Patih ( Pate ), sebuah pelabuhan di utara Meulaboh. Teuku Umar pergi kesana untuk memimpin perlawanan rakyat. Tahun 1881, Belanda mendaratkan tentaranya ke Patih sesudah menembaki pelabuhan ini dengan meriam kapal. Berkat keutuhan perlawanan Teuku Umar, pendaratan Belana dapat di gagalkan. Sesudah itu, Teuku Umar pergi ke Rujaih, pelabuhan lain di Aceh Barat. Disini Teuku Umar pun menggalang kekuatan rakyat, sehingga pengaruh Belanda terhadap raja Rigas yang sebelumnya terlanjur mengakui kedaulatan Belanda dapat di lumpuhkan.
Setelah gugurnya T.Umar, perlawanan rakyat Meulaboh dilanjutkan oleh Cut Nyak Din. Ia bergerlya di hutan-hutan selama bertahun-tahun. Ia juga terus-menerus dikejar oleh serdadu KNIL. Pada 1908, salah seorang anak buahnya menghianatinya sehngga tempat persembunyiannya diketahui tentara KNIL dan ia pun di tangkap. Cut Nyak Din dibawa ke Banda Aceh dan kemudian di asingkan ke Sumedang, jawa barat. 6 November 1908, ia wafat dan dimakamkan di Sumedang.



DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, G. dkk. Biografi Pejuang-pejuang Aceh. Dinas Kebudayaan NAD, 2002.
Kawilarang, Harry. Aceh dari Sultan Iskandar Muda ke Heisinki. Banda Aceh : Bandar Publishing, 2008.
Reid, Anthony. Asal Mula Konflik Aceh. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005.
Said, Mohammad. Aceh Sepanjang Abad. Harian Waspada Medan,2007.
Sufi, Rusdi. Aceh Menentang Penjajahan Asing. Badan Perpustakaan Provinsi NAD, 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar